Powered By Blogger

Jumat, 05 September 2008

Pilkada Damai di Bulan Ramadhan

Pilkada Damai di Bulan Ramadhan

Oleh :Eka Febrial

Koordinator BEM Se-Bogor

Pilkada Kabupaten Bogor yang diputuskan berlanjut ke putaran kedua kini menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat maupun para pendukung calon. Kubu pasangan Rahman yang memperoleh suara sebesar 29,94 akan bersaing dengan pasangan Nusae yang berada di posisi runner-up. Putaran kedua diputuskan oleh KPUD Kabupaten Bogor berdasar perolehan suara para calon yang tidak mencapai kuota 30%+1 suara. Akan tetapi keputusan ini digugat oleh kubu Rahman yang berkeyakinan bahwa perolehan suara mereka telah melebihi 30% (berdasarkan perhitungan tim suksesnya); yang artinya sudah semestinya Rahman memenangkan Pilbup Bogor dan tidak perlu ada putaran kedua. Melalui kuasa hukumnya, tim Rahman mengajukan gugatan terhadap KPUD Kabupaten Bogor ke Pengadilan Tinggi Bandung. Kubu Rahman menuding KPUD telah melakukan kecurangan dan merekayasa hasil pemungutan suara agar terjadi putaran kedua.

Kasus Pilkada yang diwarnai sengketa semacam ini sudah pernah dialami oleh Kota Depok dan Provinsi Maluku Utara. Sengketa yang ada berakhir pada konflik yang berkepanjangan. Pilkadanya memang selesai, akan tetapi bara dendam yang tersimpan di kubu para pendukungnya belum juga sirna. Hal semacam ini tentunya tidak diharapkan terulang kembali di Kabupaten Bogor. Kita tentu sangat berharap bahwa Pilkada ini berlangsung damai, apapun hasilnya.

Kita sangat berharap para calon dapat mengendalikan diri dan para pendukungnya agar tetap menjaga suasana damai dan kekeluargaan dalam proses pemilihan Bupati Bogor ini. Terlebih, proses ini melewati Bulan Ramadhan yang merupakan bulan perdamaian dan kasih sayang. Semoga suasana dan berkah Bulan Ramadhan ikut menyertai proses Pilbup dan dimaknai dengan baik oleh para calon dan pendukungnya, sehingga potensi konflik diantara para pendukung dapat diredam. Jika memang tujuan para calon dalam menggapai kekuasaan ini adalah bentuk pengabdiannya kepada masyarakat sebagai Khalifah Al-Ardi (Khalifah di muka bumi), maka seharusnya tidak ada keinginan untuk melakukan manuver politik yang merugikan masyarakat. Menang atau kalah sebagai bupati bukanlah esensi karena perjuangan membela rakyat masih banyak jalannya.