Powered By Blogger

Selasa, 09 Agustus 2011

REPOSISI BEM SE-BOGOR

Menapaki jalan perjuangan memang tidaklah mudah. Namun, ditengah kesulitan yang menghadang, gelombang perubahan semakin lantang untuk diteriakkan. Bukan sekadar untuk menunjukkan arogansi mahasiswa sebagai aktor intelektual perubahan. Tetapi, ada sebuah keinginan besar yang terhujam dalam jiwa untuk melihat tanah tempat berpijak hidup di atasnya rakyat yang adil dan sejahtera.
Mimpi itu bukanlah omong kosong. Cita-cita tentang rakyat yang adil dan sejahtera adalah keniscayaan sejarah. Mahasiswa sebagai “direct change” harus mampu menjaga ritme kehidupan sosial agar tetap berada dalam koridor yang benar. Fungsi penyeimbang harus dimainkan mahasiswa untuk melindungi kaum yang terbelakang dan termarjinalkan akibat kecelakaan sejarah maupun kesalahan kebijakan yang bersifat sistemik sehingga peran dan eksistensi mahasiswa benar-benar terlihat jelas. Semua orang bisa berbicara, tapi hanya sedikit orang yang mampu membuat perubahan. Mereka itulah pahlawan. Mereka yang tanpa kuasa ingin meruntuhkan rezim tiran. Mereka yang tanpa senjata mau berperang melawan tentara. Mereka yang tanpa harta ingin memberantas korupsi. Mereka yang rela berjuang untuk tidak dikenang. Semoga semangat itu masih tetap berkobar dalam jiwa-jiwa kita.
Perjuangan ini bukan sekedar retorika basa-basi. Namun, ada sebuah narasi besar tentang bagaimana merekayasa masa depan untuk Bogor yang lebih cerah dan beradab. Merancang mimpi menjadi karya besar membutuhkan energi juang yang luar biasa karena setiap perubahan membutuhkan ide dan massa. Sehingga kapitalisasi sosial menjadi hal penting dalam epik perjuangan di setiap zaman. Sampai titik ini menjadi sebuah keharusan bersama untuk menuntaskan visi kebangsaan kita dalam bagian-bagian yang lebih kecil untuk pendistribusian kontribusi dari putra-putri negeri ini.
Gerakan daerah, dalam konteks Bogor, menjadi sebuah model bagaimana kekritisan mahasiswa menjadi sarana korektif konstruktif yang mengawal jalannya roda pemerintahan daerah. Adalah tugas mahasiswa untuk kemudian mengkapitalisasi modal intelektual menjadi suatu yang berguna dalam tataran sosial. Saatnya mahasiswa Bogor bangkit membangun daerahnya. Saat ini, bukan masanya lagi terlena dalam hegemoni status quo, zona kemapanan. Permasalahan sosial begitu besar dan kompleks. Saatnya bersiap-siaga mengahadapi tantangan yang tidak mudah karena ke depan persaingan adalah kepastian. Hanya dua pilihannya, bergerak atau mati!. Janganlah menjadi pemuda yang lari sebelum agenda perjuangan usai. Kita bukan pahlawan kesiangan yang berteriak ketika zaman sudah baik karena momentum kepahlawanan selalu hadir disaat-saat sulit.
Hidup mahasiswa untuk Bogor tercinta....

Achmad Syaifuddin
Koordinator BEM Se Bogo

Tidak ada komentar: